Jumat, 21 Mei 2010

MAKALAH SOSIAL DAN POLITIK

Masalah Sosial Sebagai Efek Perubahan (Kasus Lingkungan) Dan Cara Penanggulannya

gdarma10

Nama : Ricky Nursetyawan (22209836)

Kelas : 1EB18

Mata kuliah : Sosial dan Politik

Universitas Gunadarma 2010

Masalah Sosial Sebagai Efek Perubahan (Kasus Lingkungan) Dan Cara Penanggulannya

Mata Kuliah : Sosiologi Dan Politik

Dosen : Muhammad Burhan Amin

Kelas : 1 EB 18

P E R N Y A T A A N

Dengan ini kami menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini kami buat sendiri

Tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, kami siap menerima konsekuensi untuk mendapat

Nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.

P e n y u s u n

NPM

Nama Lengkap

Tanda Tangan

22209836

Ricky Nursetywan

UNIVERSITAS GUNADARMA

Tahun 2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, atas segala karunia dan limpahan rahmat-nya sehingga makalah yang saya buat ini dapat diselesaikan.

Makalah ini menjelaskan tentang Masalah Sosial yang berkaitan dengan Kasus Lingkungan Dan Upaya Penanggulangannya. semoga makalah yang saya buat ini dapat berguna bagi para pembaca makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari sempurna mohon di maklumi karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini saya mengucapkan terima kasih sebanyak – banyaknya atas perhatiannya.

Bekasi, 03 April 2010

DAFTAR ISI

Cover ……………………………………………………………………………………………..

Pernyataan ………………………………………………………………………………………..i

Kata Pengantar …………………………………………………………………………………...ii

Daftar Isi …………………………………………………………………………………………iii

BAB I Pendahuluan ……………………………………………………………………………..1

BAB II …………………………………………………………………………………………...2

A. Intensitas Dan Kompleksitas Masalah ………………………………………………….2-3

B. Latar Belakang Masalah ………………………………………………………………..4

C. Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat …………………………………………….5

1. Teori Dasar Mengenai Sampah, Daur Ulang dan Pemulung …………….............5-8

2. Organisasi Masyarakat ……………………………………………………...........8-9

3. Organisasi Swasta ………………………………………………………………9-13

4. Optimalisasi Kontribusi Dalam Pelayanan Sosial ………………………………..13

B. Upaya Pemecahan Masalah …………………………………………………………….14

BAB I

Pendahuluan

Environmentalism adalah perlindungan lingkungan hidup dari pengaruh-pengaruh luar, misalnya pencemaran, bising, pemanasan global, dan perusakan sumber daya alam. Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.

Lawan dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan komponen-komponennya yang banyak dipengaruhi oleh manusia. Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).

Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.

BAB II

A. Intensitas Dan Kompleksitas Masalah

Populasi manusia adalah ancaman terbesar dari masalah lingkungan hidup di Indonesia dan bahkan dunia. Setiap orang memerlukan energi, lahan dan sumber daya yang besar untuk bertahan hidup. Kalau populasi bisa bertahan pada taraf yang ideal, maka keseimbangan antara lingkungan dan regenerasi populasi dapat tercapai. Tetapi kenyataannya adalah populasi bertumbuh lebih cepat dari kemampuan bumi dan lingkungan kita untuk memperbaiki sumber daya yang ada sehingga pada akhirnya kemampuan bumi akan terlampaui dan berimbas pada kualitas hidup manusia yang rendah.

Antara 1960 dan 1999, populasi bumi berlipat ganda dari 3 milyar menjadi 6 milyar orang. Pada tahun 2000 populasi sudah menjadi 6.1 milyar. PBB memprediksi bahwa populasi dunia pada tahun 2050 akan mencapai antara 7.9 milyar sampai 10.9 milyar, tergantung ada apa yang kita lakukan sekarang. Dapatkah anda bayangkan berapa banyak bahan pangan, lahan untuk pertanian, lahan untuk perumahan, dan barang konsumsi lainnya yang dibutuhkan oleh penduduk yang begitu banyak?

Dengan tingginya laju pertumbuhan populasi, maka jumlah kebutuhan makanan pun meningkat padahal lahan yang ada sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan makanan, maka hutan pun mulai dibabat habis untuk menambah jumlah lahan pertanian yang ujungnya juga makanan untuk manusia. Konversi hutan menjadi tanah pertanian bisa menyebabkan erosi. Selain itu bahan kimia yang dipakai sebagai pupuk juga menurunkan tingkat kesuburan tanah. Dengan adanya pembabatan hutan dan erosi, maka kemampuan tanah untuk menyerap air pun berkurang sehingga menambah resiko dan tingkat bahaya banjir.

Perkembangan urbanisasi di Indonesia perlu dicermati karena dengan adanya urbanisasi ini, kecepatan pertumbuhan perkotaan dan pedesaan menjadi semakin tinggi. Pada tahun 1990, persentase penduduk perkotaan baru mencapai 31 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Pada tahun 2000 angka tersebut berubah menjadi 42 persen. Diperkirakan pada tahun 2025 keadaan akan terbalik dimana 57 persen penduduk adalah perkotaan, dan 43 persen sisanya adalah rakyat yang tinggal di pedesaan. Dengan adanya sentralisasi pertumbuhan dan penduduk, maka polusi pun semakin terkonsentrasi di kota-kota besar sehingga udara pun semakin kotor dan tidak layak.

Kota-kota besar terutama Jakarta adalah sasaran dari pencari kerja dari pedesaan dimana dengan adanya modernisasi teknologi, rakyat pedesaan selalu dibombardir dengan kehidupan serba wah yang ada di kota besar sehingga semakin mendorong mereka meninggalkan kampungnya. Secara statistik, pada tahun 1961 Jakarta berpenduduk 2,9 juta jiwa dan melonjak menjadi 4,55 juta jiwa 10 tahun kemudian. Pada tahun 1980 bertambah menjadi 6,50 juta jiwa dan melonjak lagi menjadi 8,22 juta jiwa pada tahun 1990. Yang menarik, dalam 10 tahun antara 1990-2000 lalu, penduduk Jakarta hanya bertambah 125.373 jiwa sehingga menjadi 8,38 juta jiwa. Data tahun 2007 menyebutkan Jakarta memiliki jumlah penduduk 8,6 juta jiwa, tetapi diperkirakan rata-rata penduduk yang pergi ke Jakarta di siang hari adalah 6 hingga 7 juta orang atau hampir mendekati jumlah total penduduk Jakarta. Hal ini juga disebabkan karena lahan perumahan yang semakin sempit dan mahal di Jakarta sehingga banyak orang, walaupun bekerja di Jakarta, tinggal di daerah Jabotabek yang mengharuskan mereka menjadi komuter.

Pada akhirnya, pertumbuhan populasi yang tinggi akan mengakibatkan lingkaran setan yang tidak pernah habis. Populasi tinggi yang tidak dibarengi dengan lahan pangan dan energi yang cukup akan mengakibatkan ketidakseimbangan antara supply dan demand yang bisa menyebabkan harga menjadi mahal sehingga seperti yang sedang terjadi sekarang, inflasi semakin tinggi, harga bahan makanan semakin tinggi sehingga kemiskinan pun semakin banyak. Semakin menurunnya konsumsi masyarakat akan menyebabkan perusahaan merugi dan mem-PHK karyawannya sebagai langkah efisiensi, sehingga semakin banyak lagi kemiskinan.

B. Latar Belakang Masalah

Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung dari pengelolaan lingkungan hidup yang “nir-etik”. Artinya, manusia melakukan pengelolaan sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika atau krisis moral. Umat manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-norma yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri. Manusia modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan hati nurani. Alam begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya terjadi penurunan secara drastis kualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan alam pun akhirnya mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia.
Manusia merupakan sumber kelestarian dan kerusakan lingkungan. Cara pandang dan sikap manusia terhadap lingkungan hidupnya menyangkut mentalitas manusia itu sendiri yang mempertanyakan eksistensinya di jaman modern ini dalam kaitannya dengan waktu, tujuan hidup, arti materi dan yang ada ”di atas” materi. Dengan demikian masalah lingkungan hidup tak lain adalah soal bagaimana mengembangkan falsafah hidup yang dapat mengatur dan mengembangkan eksistensi manusia dalam hubungannya dengan alam.
Pemikiran tersebut mendorong kami untuk memilih dan membahas tema etika lingkungan dalam paparan ini. Pada awal tulisan ini, akan diangkat contoh kasus kerusakan lingkungan yang terjadi di Kalimantan Barat serta dampak negatif yang ditimbulkannya. Kemudian kami akan membahas apa sebenarnya yang dimaksud dengan etika lingkungan hidup, beberapa pandangan yang mendasari etika lingkungan hidup tersebut. Pembahasan tentang etika lingkungan hidup, kami perdalam dengan mencari simpul-simpul pemikiran dalam sejarah filsafat barat dari Jaman Yunani Kuno sampai Jaman Modern yang memantapkan atau justru menantang etika lingkungan hidup. Selanjutnya kami akan melengkapinya dengan beberapa pada pandangan dan kesadaran baru dalam etika lingkungan yang mendukung perbaikan sikap kita atas lingkungan hidup.

C. Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat

Teori Dasar Mengenai Sampah, Daur Ulang dan Pemulung

1. Sampah

a. Sampah dan Limbah

Dilihat dari wujudnya, limbah dapat berupa padatan, cairan atau gas, sedangkan sampah hanya berupa padatan atau setengah padatan. Berbeda dengan sampah, limbah memerlukan pengelolaan khusus agar tidak mencemari lingkungan.

b. Jenis-jenis Sampah

Sampah dapat dibagi menjadi 4 macam berdasarkan sumbernya, yaitu :

1) Sampah Rumah Tangga

Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga.

2) Sampah Komersial

Sampah yang berasal dari kegiatan komersial seperti pasar, pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan, bengkel, kios dan sebagainya. Demikian pula dari institusi seperti perkantoran, tempat pendidikan, tempat ibadah, dan lembaga-lembaga komersial dan nonkomersial lainya.

3) Sampah Bangunan

Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan berupa semen, kayu, batu bata, genting dan sebagainya.

4) Sampah Fasilitas Umum

Sampah yang berasal dari pembersihan dan penyapuan jalan, trotoar, taman lapangan, tempat rekreasi dan fasilitas umum lainnya.

Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dapat terdiri dari bermacam-macam jenis sampah yaitu :

1) Sampah Basah

Sampah yang terdiri dari bahan-bahan organik yang mudah membusuk.

2) Sampah kering

Sampah yang terdiri dari logam dan sampah kering non logam. Sampah plastik termasuk sampah kering ini.

3) Sampah Lembut

Debu, penggergajian kayu, sisa pembakaran kayu, sampah rokok dan sebagainya.

4) Sampah Besar

Sampah yang terdiri dari buangan rumah tangga yang besar-besar, seperti lemari, kulkas, televisi dan sebagainya.

2. Daur Ulang

Daur ulang atau Recycling adalah proses pengembalian suatu produk yang sudah dipakai atau sisa ke dalam siklus produksi. Dengan kata lain produk yang sudah dipakai mestinya dibuang dipakai lagi. Daur ulang dibedakan menjadi 3 jenis :

a. Menggunakan ulang (Reuse)

Menggunakan kembali suatu produk untuk bertujuan yang sama, misalnya tabung gas, botol dan sebagainya.

b. Menggunakan lagi (Reutilization)

Menggunakan buangan untuk keperluan yang berbeda dari konsep awal. Untuk itu diperlukan perlakuan fisi, kimia atau biologis misalnya mengubah dari bekas menjadi granulat sebagai bahan pengisi materi bangunan atau menjadi sandal.

c. Mendapatkan bahan dasar kemblai (Recovery)

Misalnya mendapatkan bahan dasar lagi dari peleburan mobil bekar.

Keterbatasan sumber daya alam, pelestarian lingkungan, penghematan energi, penghematan biaya dan penerimaan masyarakat merupakan faktor yang sangat menentukan terselenggaranya program recyling.

3. Pemulung

Pemulung berasal dari bahasa Sunda yaitu “mulung” yang berarti memungut sesuatu barang, sedangkan pemulung adalah orang yang memungut suatu benda/barang.

Menurut jenis sampah yang dikumpulkan, pemulung terbagi dalam:

a. Pemulung puntung rokok

b. Pemulung rongsokan

c. Pemulung sambilan

Dalam masyarakat internasional, pemulung dikenal sebagai scanvenger. Scanvenger menjadi terkenal di dunia, karena adanya insiden tanah longsor di Smoky Mountain manila Filipina. Smoky Mountain ini juga dikenal sebgai kampung kumuh terbesar di Asia (seluas 29 hektare).

Sejak tahun 1954, suatu daerah yang terletak di sebelah utara kota Manila di tetapkan sebagai TPA. Selama itu, ditempat tersebut ditumpuh sampah sehingga menjadi gunung sampah seluas 21 hektar denga tinggi 30 meter. Karena ga dari sampah selalu terbakar dan mengeluarkan asap, dinamakan smoky Mountain.

Daerah tersebut dihuni oleh lebih dari 3.000 keluarga (21 ribu orang). Mereka mencari barang-barang yang dapat dijual seperti botol kaca, aluminium dan besi dari sampah yang dibawah oleh truk. Mereka itulah yang dinamakan scavenger.

Pemerintah Filipina menganggap daerah ini sebagai daerah yang memalukan. Oleh karena itu, sejak tahun 1994, pemerintah mengeluarkan larangan membaung sampah di daerah tersebut. Hal ini menyebabkan konflik antara pemerintah dan penghuni.

7

Akhirnya pada tanggal 27 Nopember 1995, pemerintah mengeluarkan perintah untuk mengosongkan daerah itu. Orang-orang yang diusir dari smoky mountain pindah ke perumahan yang disediakan pemerintah, namun pada Januari 2000, kira-kira 60% dari penduduk itu hidup sebagai pemulung di TPA yang ada di sebelah Smoky Mountain.

Organisasi Masyarakat

Hutan kota, jelas merupakan salah satu solusi jitu mencegah kerusakan lingkungan. Namun konsep ini juga tidak akan terwujud jika tidak dibarengi dengan komitmen dan upaya-upaya yang bersifat holistik dari berbagai pihak. Beberapa fokus kebijakan yang dapat ditempuh adalah : 1) Meningkatkan kesadaran masyarakat luas tentang bahaya kehancuran hutan bagi kehidupan. Strategi paling mendasar secara formal adalah dengan mengintegrasikan program tersebut dengan kurikulum pendidikan mulai tingkat dasar sampai tingkat tinggi. Sedangkan upaya informal adalah dengan memberdayakan kelompok-kelompok komunitas melalui penyuluhan-penyuluhan, sosialisasi, dan pelatihan-pelatihan. Perlu disadari bahwa untuk masyarakat Indonesia, kelompok-kelompok komunitas sangat berpengaruh dan lebih mudah didekati secara informal daripada melalui pendekatan bersifat politis.

2) Menciptakan keterkaitan pasar untuk memerangi penebangan liar. Hal ini dapat ditempuh dengan menutup atau menghilangkan pasaran bagi kayu ilegal.

3) Mengurangi investasi di perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam penebangan ilegal di Indonesia. Sekalipun akan berdampak pada sektor lapangan kerja dan perekonomian sebagian masyarakat, namun pilihan ini harus ditempu demi kepentingan jangka panjang.

4) Memberi sanksi berat semua pihak yang terkait dengan penebangan liar dan pengrusakan lingkungan dan memberikan insentif bagi masyarakat atau pihak-pihak yang terbukti secara aktif terjun dalam pelestarian hutan.

5) Memberikan sanksi berat bagi pemerintah daerah yang tidak mengembangkan hutan kota di daerah masing-masing. Sanksi ini dapat berupa hukuman badan atau pemotongan PAD daerah oleh pemerintah pusat untuk keperluan pelestarian hutan.

6) Penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan dalam sektor industri dan bidang lain.

7) Memberdayakan segala kemudahan yang diberikan teknologi untuk mensosialisasikan betapa berharganya hutan bagi kehidupan. Program televisi ataupun iklan-iklan layanan masyarakat perlu terus ditingkatkan yang berkaitan dengan pentingnya pelestarian hutan.

Upaya apapun, hanya akan berhasil jika diiringi dengan komitmen yang sungguh-sungguh. Goodwill dan tindakan pemerintah yang tepat, serta keterlibatan masyarakat dalam menangani kerusakan lingkungan sangat dirindukan alam itu sendiri demi kemaslahatan hidup umat manusia. Seluruh komponen masyarakat perlu diingatkan bahwa hutan adalah ’rumah’ yang nyaman yang tidak pernah kehabisan sumber daya bagi kehidupan manusia, jika dilestarikan.

Organisasi Swasta

Peran Organisasi dalam penanganan sangatlah penting,

http://1.1.1.2/bmi/www.ltn.net/imagen/abubull3.gifYayasan Acintyacunyata - Lingkungan Hidup
Masyarakat: Yayasan, Organisasi Lingkungan Hidup
Bergerak dalam bidang kegiatan konservasi gua dan kawasan karst Acintyacunyata Lingkungan Hidup batugamping,.
http://1.1.1.2/bmi/www.ltn.net/imagen/abubull3.gif
BOS - Yayasan Penyelamatan Orangutan Balikpapan - Lingkungan Hidup
Masyarakat: BOS -, Organisasi Lingkungan Hidup
Menjalani sebuah program reintroduksi orangutan sitaan di Kalimantan Timur Yayasan Penyelamatan Orangutan Balikpapan Lingkungan Hidup .

http://1.1.1.2/bmi/www.ltn.net/imagen/abubull3.gifTerraNet - Lingkungan Hidup
Masyarakat: TerraNet, Organisasi Lingkungan Hidup
Portal lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan Lingkungan Hidup Tersedia tulisan dari berbagai sumber dan informasi mengenai LSM dan institusi yang bekerja di bidang tersebut.


http://1.1.1.2/bmi/www.ltn.net/imagen/abubull3.gif
Yayasan Ekowisata Sumatera (YES) - Lingkungan Hidup
Masyarakat: Yayasan, Organisasi Lingkungan Hidup
Mengembangkan kawasan ekowisata di Sumatera dengan berpihak kepada masyarakat kecil pedesaan Ekowisata Sumatera (YES) Lingkungan Hidup Tersedia profil.

* Milis Envorum
Masyarakat: Milis, Organisasi Lingkungan Hidup
Diskusi mengenai lingkungan hidup di Indonesia Envorum .
http://1.1.1.2/bmi/www.ltn.net/imagen/abubull3.gif
WALHI - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
Masyarakat: WALHI, Organisasi Lingkungan Hidup
Forum organisasi non pemerintah yang bertujuan mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan dengan menekankan prinsip-prinsip keadilan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia partisipasi rakyat dan demokrasi.
http://1.1.1.2/bmi/www.ltn.net/imagen/abubull3.gif
WARSI - Warung Informasi Konservasi
Masyarakat: WARSI, Organisasi Lingkungan Hidup
Koalisi 12 LSM di Sumatera yang bekerja di bidang pelestarian alam dan community development Warung Informasi Konservasi Tersedia berita-berita dari organisasi dan buletin "Alam Sumatera".
http://1.1.1.2/bmi/www.ltn.net/imagen/abubull3.gif
Mining Constribution Development Watch - Lingkungan Hidup
Masyarakat: Mining, Organisasi Lingkungan Hidup
LSM yang bergerak di bidang pemantauan kegiatan pertambangan Constribution Development Watch Lingkungan Hidup Presentasi, links dan milis.

http://1.1.1.2/bmi/www.ltn.net/imagen/abubull3.gifHijau Biru
Masyarakat: Hijau, Organisasi Lingkungan Hidup
Sekumpulan institusi dan LSM di Kalimantan Timur yang menyebarkan informasi mengenai permasalahan lingkungan dan masyarakat Biru .
http://1.1.1.2/bmi/www.ltn.net/imagen/abubull3.gif
Yayasan Kelola
Masyarakat: Yayasan, Organisasi Lingkungan Hidup
Pengelolaan wilayah pesisir berdimensi kerakyatan di Sulawesi Utara Kelola Tersedia profil serta presentasi program yang dijalankan.
http://1.1.1.2/bmi/www.ltn.net/imagen/abubull3.gif
LSPL - Lembaga Studi Pemantauan Lingkungan
Masyarakat: LSPL, Organisasi Lingkungan Hidup
LSM yang bergerak di bidang sosial dan studi pemantauan lingkungan Lembaga Studi Pemantauan Lingkungan khususnya pemantauan lingkungan di Sumatera Utara. Tersedia presentasi LSPL dan berbagai artikel.

* Masyarakat Penyayang Alam dan Lingkungan Hidup (Mapayah)
Masyarakat: Masyarakat, Organisasi Lingkungan Hidup
Lembaga non pemerintah yang berkedudukan di Banda Aceh Penyayang Alam dan Lingkungan Hidup (Mapayah) Berkampanye untuk penyelamatan orangutan Sumatera.
http://1.1.1.2/bmi/www.ltn.net/imagen/abubull3.gif
Telapak Indonesia - Lingkungan Hidup
Masyarakat: Telapak, Organisasi Lingkungan Hidup
LSM Bogor yang mempromosikan kebijakan dan praktek-praktek pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik Indonesia Lingkungan Hidup Tersedia daftar kegiatan dan publikasi, serta berita-berita tulisan Telapak, lembar informasi kehutanan dan galeri foto.
http://1.1.1.2/bmi/www.ltn.net/imagen/abubull3.gif
Yayasan Leuser Lestari (YLL)
Masyarakat: Yayasan, Organisasi Lingkungan Hidup
LSM Medan yang bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam yang berbasiskan kepentingan rakyat setempat dengan prinsip keadilan antar generasi dan terhadap keberagaman unsur alam Leuser Lestari (YLL) Tersedia profil.

* Yayasan Damr
Masyarakat: Yayasan, Organisasi Lingkungan Hidup
Mengupayakan peningkatan kualitas pengelolaan sumberdaya alam Indonesia melalui program pengkajian dan perumusan kebijakan Damar pemberdayaan masyarakat dan penyebarluasan informasi. Tersedia daftar publikasi.
http://1.1.1.2/bmi/www.ltn.net/imagen/abubull3.gif
Masyarakat Anti SARA - Lingkungan Hidup
Masyarakat Organisasi
- Organisasi independen dan anti kekerasan yang memperjuangkan persamaan hak bagi seluruh umat Anti SARA Lingkungan Hidup tanpa membedakan latar belakang keturunan, agama dan kebangsaan atau kesukuan.

* Mitra Wacana
Masyarakat Organisasi
- Pusat layanan informasi perempuan Wacana Terletak di Yogyakarta.

http://1.1.1.2/bmi/www.ltn.net/imagen/abubull3.gifMacintosh Club Indonesia :
Masyarakat Organisasi
- Sarana komunikasi untuk pengguna Macintosh di Indonesia Club Indonesia : disini bisa saling tukar informasi,pengalaman, software upgrade, tip and tricks dengan ribuan pengguna Macintosh dari Indonesia.


http://1.1.1.2/bmi/www.ltn.net/imagen/abubull3.gif
Yayasan KPKS
Masyarakat Organisasi
- Sebuah lembaga LSM yang bergerak di bidang penyelamatan pendidikan anak-anak jalanan serta pemberian program beasiswa KPKS .

http://1.1.1.2/bmi/www.ltn.net/imagen/abubull3.gifIndonesian Skeptic Society (ISS)
Masyarakat Organisasi
- Menolak segala bentuk tahyul dan mencoba untuk menyelidikinya serta menerangkannya sebisa mungkin dengan cara-cara ilmiah Skeptic Society (ISS) Kamus dan berbagai artikel.

Optimalisasi Kontribusi Dalam Pelayanan Sosial

Pelaksanaan program pembangunan kelautan dan perikanan ditujukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan dari potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang melimpah dalam rangka mendukung ketahanan pangan, peningkatan kesejahteraan rakyat, dan pelestarian lingkungan.

Pencapaian hasil pembangunan pada periode tahun 2005-2008 telah memberikan outcome terhadap (1) pencapaian pro-poor, yakni peningkatan pendapatan masyarakat pesisir melalui program pemberdayaan masyarakat kelautan dan perikanan dan program pemberdayaan masyarakat di pulau-pulau kecil yang telah menjangkau lebih dari 200 kabupaten/ kota, (2) pencapaian pro-job, yakni peningkatan penyerapan tenaga kerja kumulatif yang mencapai 7,69 juta orang, dan (3) pencapaian pro-growth, yakni pertumbuhan sektor kelautan dan perikanan sebesar 5%. Hal tersebut antara lain dapat dilihat dari beberapa indikator capaian program.

D. Upaya Pemecahan Masalah

C. Dari keseluruhan aspek pengelolaan sampah mencakup aspek teknis/fisik, pengelolaan, social peraturan / hukum, swadaya masyarakat dan lingkungan yang dapat diserahkan kepada pihak swasta aspek teknis operasional dari system pengelolaan persampahan tetap ditangani oleh PEMDA yang perlu menjamin bahwa hasil restribusi secara optimal dipergunakan untuk mengelola seluruh tahap dalam pengelolaan sampah.

D. Agar peran serta masyarakat dapat optimal hendaknya masyarakat telah mengelola sampah dirumah masing-masing dengan cara mengemas sampah dan memisahkan antara sampah basah dan kering atau sampah organic dan anorganic, sehingga petugas pengumpul dari segi waktu lebih efisien.

E. Agar pelaksanaan pengelolaan sampah lebih efisien maka dilakukan kegiatan seperti :

1. Kegiatan sub system pengumpulan, hendaknya mengaktifkan kembali peran RT dengan memakai mekanisme swadaya masyarakat.

2. Sub system angkut, kegiatan yang berjalan sekarang melalui pihak swasta dapat dipetahankan.

3. Sub sistem pembuangan akhir, dapat diserahkan kepada pihak swasta atas dasar perhitungan nilai ekonomis.

4. Pada penataan dan penentuan lahan TPA hendaknya dalam pembebasan bukan hanya sesuai dengan kebutuhan. Pembuangan sampah jangka pendek tetapi pembebasan memperhatikan aspek akan bermunculannya pemukiman baru sehingga TPA menjadi masalah dengan masyarakat yang ada di sekitarnya, metode pembuangan yang baik adalah sanitary landfill.

5. Hendaknya para pengusaha yang memusnahkan sampah dari produk yang sudah kadarluarsa lebih memikirkan akibat dari produk yang dibuang ke TPA apabila diambil oleh pemulung dan dijual kepada oknum diganti kemasan sehingga merugikan terhadap kesehatan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar